Sunday, August 29, 2010

29 Agustus 2010 : Pecah!

Saya menerima sebuah video yang tidak saya teruskan menontonnya. Awalnya seorang unjuk kebolehan di depan kerabatnya meloncat dari tempat tinggi dan berenang di laut. Lalu, loncatan kedua menjadi sebuah disaster, kepalanya terantuk bibir beton, terpental dan muncul-muncul sudah mengambang dan air langsung membentuk pulau merah karena tercampur darah. Gambar berikutnya menunjukkan muka korban yang langsung meninggal itu, yang sudah tak berbentuk dengan kepala terbelah dua. Dokter di rumah sakit berusaha rekonstruksi kembali wajahnya dengan mencoba menyatukan kepala yang terlihat seperti semangka pecah itu, ditekan digosok kanan kiri sampai pelahan terlihat konstruksi wajahnya. Sampai di situ saya tak mau melanjutkan lagi, Mual. Benar-benar mual.

Saya sering mempertanyakan, mengapa orang gemar menyerempet bahaya? Seringkali jawaban yang saya terima adalah untuk memacu adrenalin. Semakin besar bahaya, semakin nikmat rasanya. Kenalan saya Fira Basuki, pemimpin redaksi Majalah Cosmopolitan mencoba loncat dari menara tertinggi di Auckland dan merasakan sensasi yang luar biasa sekaligus merasakan pasrah kepada Sang Khalik. Teman-teman saya yang lain suka sekali naik rollercoaster. Makin gila, makin seru. Tentu semuanya itu diperhitungkan dengan baik oleh sang penyedia jasa sehingga keamananpun dijamin maksimal. Tapi toh kita tak bisa terus-terusan menantang maut, bagaimana kejadiannya kalau seperti rollercoaster di Taman Ria Remaja beberapa tahun lalu, di Jakarta? Keretanya tiba-tiba berhenti berfungsi tepat ketika posisinya ada di ujung paling atas dan dalam keadaan terbalik. Perlu berjam-jam untuk menurunkan semua penumpangnya. Saya jamin, setelah itu mereka sudah tidak mau lagi naik rollercoaster. Saya jadi membayangkan bagaimana kalau permainan histeria di dufan itu - amit amit - lepas kendali...

Saya juga mempertanyakan seorang teman yang benar-benar gemar nonton film setan namun kenyataannya ia takut bila didatangi setan sungguhan. Ia punya indra keenam dan bisa melihat dan berbicara dengan roh, namun setiap kali ia melihat yang tak kasat mata biasa, ia menjadi sangat ketakutan. Saya bingung. Daripada senangnya ditakut-takuti setan rambut hitam, mendingan menghadapi roh-roh yang mungkin justru butuh bantuannya untuk menyelesaikan berbagai masalah yang tertinggal di dunia ini, macam apa yang diceritakan di ghost whisperer.

Saya bisa memahami sensasi adrenalin yang ditimbulkan berbagai kegiatan yang menyerempet bahaya dan setan, namun video yang dikirimkan itu membuat saya sadar dan memutuskan : Jangan menantang bahaya. Jangan menantang setan. You'd never know what and who you are dealing with....

No comments: